Ketitang.id: Ulama adalah pewaris para nabi. Ulama merupakan pembimbing umat yang memiliki kecakapan pengetahuan, terutama di bidang agama, disertai dengan keluhuran akhlak dan nasihat-nasihat yang mencerahkan.
Demikian disampaikan Kang Yoyon S. Adnan Amin, dalam Ngaji Pasaran Ramadan 1445 H, kitab “Minhaj al-Muta’allim” di Asrama Putri Darul Hasanah, Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, Jawa Barat, Ahad, 17 Maret 2024.
“Ada tiga perumpamaan yang melambangkan nilai luhur utama. Pertama, diibaratkan sebagai penjual parfum,” terang Kang Yoyon, sapaan akrabnya, saat memulai pengajian tersebut.
Analogi itu, lanjut Kang Yoyon, menunjukkan bahwa ulama cenderung membawa pengaruh dan kesan yang baik bagi para pengikutnya. Hal itu persis seperti orang-orang yang berteman dengan pedagang minyak wangi, yang tentu berpeluang untuk mendapatkan parfum guna dipakai mewangikan pakaiannya.
“Jika pun tidak, maka seseorang tersebut dengan sendirinya akan terpengaruh aroma wangi karena sering dan lama berkunjung ke toko parfum,” katanya.
Nasihat-nasihat ulama yang mampu mengarahkan masyarakat ke dalam kebaikan itulah yang diperumpamakan sebagai wewangian.
“Berbeda jika seseorang bergaul dengan orang-orang fasik atau ahli maksiat. Dengan geng motor para pelaku kejahatan, misalnya, meskipun tidak terlibat dalam aksi kriminalitas, tapi polisi hampir pasti akan menangkap siapa pun yang bersama mereka,” ungkap Kang Yoyon.
Kedua, ulama juga bisa diibaratkan sebagai pohon rindang yang berbuah. Jika seseorang berada di dekat pohon tersebut, lalu menggerakkannya, maka ia buah yang matang akan jatuh sehingga bisa dimakan.
“Kalau pun tidak menggerakkan pohon tersebut, seseorang itu masih mendapatkan keuntungan, contohnya, bisa berteduh,” kata Kang Yoyon.
Buah-buah tersebut adalah nasihat. Para santri atau masyarakat bisa meminta atau bertanya tentang segala kebaikan kepada seorang ulama.
“Ketiga, ulama diibaratkan sebagai lebah yang di dalam perutnya menyimpan sesuatu yang bisa dipakai sebagai obat, yakni, madu,” ujarnya.
“Seorang ulama juga memiliki obat, berupa nasihat-nasihat dan petunjuk bagi orang-orang yang bermaksiat dan membutuhkan bimbingan ke jalan kebenaran,” pungkas Kang Yoyon.