Ketitang.id: Ramadan bulan rahmat. Kasih sayang Allah Swt melimpah bagi para hamba-Nya yang taat, baik berupa pahala maupun kebaikan-kebaikan lainnya.
Demikian disampaikan Kang Yoyon Syukron Amin, dalam Ngaji Pasaran Ramadan 1444 H/2023 M, Kitab Maqashid as-Shiyam, di Asrama Putri Darul Hasanah, Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, Selasa, 4 April 2023.
“Bulan Ramadan menghadirkan keutamaan bagi yang berpuasa di dalamnya. Keutamaan itu berupa pahala, juga secara individu dalam hal pembangunan diri,” kata Kang Yoyon.
Menurutnya, ada tujuh keutamaan bagi orang yang berpuasa dalam bulan Ramadan. Pertama, raf’u al darajat atau ditinggikan derajatnya.
Hal ini, menurut Kang Yoyon, sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ
“Ketika Ramadan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Imam Muslim)
” Kedua, takfir al-Khathi’at (Penghapus kesalahan/dosa),” katanya.
Dasar dari keutamaan yang kedua ini adalah hadis Rasulullah Muhammad Saw:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Faidah ketiga, kasr al-syahawat atau memalingkan/mengalahkan syahwat. Dasarnya adalah hadis Nabi Saw:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ, وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ, وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ, فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya.” (HR Imam Ahmad dan Imam Bukhari)
“Keempat, taktsir al-Shadaqat atau memperbanyak sedekah,” katanya.
Kang Yoyon melanjutkan, faidah kelima adalah taufir al-tha’at atau memperbanyak/menyempurnakan ketaatan
“Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, pengarang kitab ini, memandang bahwa orang yang berpuasa mengingatkan mereka pada lapar dan hausnya ahli neraka,” katanya.
Keenam, syukr ‘alim al-khafiyyat atau bersyukur mengetahui kenikmatan tersembunyi. Manusia, menurut Kang Yoyon, sering lalai atas nikmat Tuhan yang mengelilinginya dalam sehari-hari, seperti udara, napas, gerak, dan lain sebagainya.
“Puasa dapat mengembalikan ingatan itu dan membuat kita mensyukurinya,” katanya.
Ketujuh, al-inzijar ‘an khawathir al-ma’ashi wa al-mukhalafat atau mencegah keinginan bermaksiat dan berlawanan. “Dalam pandangan Imam Izzuddin, orang yang kenyang memiliki kecenderungan lebih untuk bermaksiat atau thamahat ila al-ma’ashi,” katanya.
“Tapi di saat lapar dan haus, fokusnya lebih pada tasyawwafat ila al-math’umat wa al-masyrubat atau mencari makanan dan minuman,” sambung Kang Yoyon.