Ketitang.id: Pondok pesantren menjadi lembaga yang semakin diminati para orang tua sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Pasalnya, institusi pendidikan tertua di Indonesia ini dipercaya memberikan pembelajaran yang mampu memberikan keselamatan di dunia dan akhirat.
Demikian disampaikan Deputi Perlindungan Khusus Anak, Nahar, saat menyampaikan amanat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, pada malam puncak Peringatan Haul KH Salwa Yasin, KH Asror Hasan, dan KM. Adnan Amin Asror, serta Haflah Imtihan Ke-45, Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, pada Sabtu, 29 Juni 2024.
“Dan alhamdulillah, Pondok Pesantren Ketitang ini tercatat sebagai anggota sekaligus inisiator dari pesantren-pesantren yang masuk dalam Jaringan Pondok Pesantren Ramah Anak (JPPRA),” katanya.
“Jadi, ini kami apresiasi betul. Kami berharap, ke depan, kita bisa terus bekerja sama guna mengembangkan pesantren ramah anak dengan pendidikan dan pengasuhan yang baik demi masa depan anak Indonesia,” sambungnya.
Sebab, lanjut Nahar, berdasarkan catatan di Kementerian PPPA ditemukan adanya kecenderungan peningkatan aksi kekerasan anak berdasarkan dari sisi jumlah pelapor.
“Angkanya semakin hari terus meningkat. Semakin banyak orang yang melapor bahwa anaknya, saudaranya, atau tetangganya menjadi korban kekerasan,” ungkap Nahar.
Baca: Kak Seto Apresiasi Gagasan Ramah Anak Ponpes Ketitang
“Bahkan, hari ini, kami mendapatkan laporan bahwa salah satu santriwati di sebuah pesantren di Lombok Barat, akhirnya meninggal dunia, karena dia tidak kuat menghadapi bullying. Inilah dampak fatal dari kekerasan terhadap anak,” lanjutnya.
Nahar mengingatkan bahwa tindakan memarahi dan membentak anak, apalagi sampai memukulnya, tidak hanya akan menimbulkan efek rasa sakit yang dinilai sebentar. Namun, ternyata hal itu bisa berdampak secara permanen.
“Bisa berpengaruh pada penurunan kecerdasan emosi. Hingga kemudian, anak memiliki pertumbuhan jiwa yang labil,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pesantren sudah seharusnya menjadi pemenuh harapan para orang tua dengan menerapkan sistem yang bertumpu pada kesehatan anak, baik secara fisik maupun emosional.